Tumbuhan Liar ini Kaya Vitamin dan Mineral, Bagus Buat Energi Tubuh Kita
Dari manapun asalnya, yang jelas buah tumbuhan ini punya berbagai khasiat bagus bagi kesehatan.
Apa namanya?
Apa namanya?
Di Indonesia, ada yang menyebut tumbuhan ini "ciplukan", ada juga yang menyebutnya "ceplukan". Dalam bahasa Jerman, ada yang menyebutnya Kapstachelbeere (berry dari Cape Town), dan juga Andenbeere (berry dari pegunungan Andes), yang merujuk pada asalnya. Nama Latin tumbuhan ini adalah: Physalis peruviana.
Dari mana asalnya?
Asalnya sebenarnya tidak penting. Yang jelas tumbuhan ini ditanam di sejumlah negara, terutama di Amerika Selatan, serta India, tetapi juga ditanam di Indonesia, tepatnya di pulau Jawa. Yang jelas ini termasuk buah-buahan tropis. Dan di Jerman buahnya punya nilai khusus. Foto: Cape Town, Afrika Selatan.
Khasiat bagi kesehatan
Physalis punya kandungan vitamin C dalam jumlah besar, yang bermanfaat bagi proses metabolisme dalam tubuh. Ini juga memperkuat sistem kekebalan tubuh. Vitamin C penting bagi kesehatan jantung serta kadar kolesterol yang sehat dalam darah, juga pembentukan kolagen yang bertanggungjawab bagi kesehatan kulit.
Bagus bagi energi tubuh
Buah yang disebut ciplukan di Indonesia ini juga mengandung zat besi yang dibutuhkan tubuh. Jika Anda mengalami lelah, pusing, limbung, sesak nafas kemungkinan Anda menderita Anemia atau kekurangan sel darah merah. Mengkonsumsi physalis bisa membantu mengatasi gangguan tersebut.
Menyokong kesehatan mata
Selain vitamin C, vitamin B1, B6 dan zat besi, buah Physalis juga mengandung Beta Karotena. Di dalam tubuh Beta Karotena bisa diubah menjadi vitamin A, dan vitamin ini sangat penting untuk menjaga kesehatan penglihatan.
Menyokong diet
Karena kaya vitamin dan mineral, Physalis atau ciplukan sangat baik untuk menyokong diet. Buah ini memiliki rasa kecut seperti jeruk. Tapi juga manis. Sebaiknya buah ini disantap dengan cereal atau müsli. Bisa juga dicampur dalam salat buah-buahan. Selain itu, buah ini juga bisa dibuat menjadi selai
Cantik untuk menghias makanan penutup
Seperti halnya buah-buahan lain seperti raspberry (foto), Physalis tidak hanya lezat dan berkhasiat bagus bagi kesehatan, buah ini juga sangat menarik untuk menghias makanan penutup yang manis, misalnya es krim.
Dari mana asalnya?
Asalnya sebenarnya tidak penting. Yang jelas tumbuhan ini ditanam di sejumlah negara, terutama di Amerika Selatan, serta India, tetapi juga ditanam di Indonesia, tepatnya di pulau Jawa. Yang jelas ini termasuk buah-buahan tropis. Dan di Jerman buahnya punya nilai khusus. Foto: Cape Town, Afrika Selatan.
Khasiat bagi kesehatan
Physalis punya kandungan vitamin C dalam jumlah besar, yang bermanfaat bagi proses metabolisme dalam tubuh. Ini juga memperkuat sistem kekebalan tubuh. Vitamin C penting bagi kesehatan jantung serta kadar kolesterol yang sehat dalam darah, juga pembentukan kolagen yang bertanggungjawab bagi kesehatan kulit.
Bagus bagi energi tubuh
Buah yang disebut ciplukan di Indonesia ini juga mengandung zat besi yang dibutuhkan tubuh. Jika Anda mengalami lelah, pusing, limbung, sesak nafas kemungkinan Anda menderita Anemia atau kekurangan sel darah merah. Mengkonsumsi physalis bisa membantu mengatasi gangguan tersebut.
Menyokong kesehatan mata
Selain vitamin C, vitamin B1, B6 dan zat besi, buah Physalis juga mengandung Beta Karotena. Di dalam tubuh Beta Karotena bisa diubah menjadi vitamin A, dan vitamin ini sangat penting untuk menjaga kesehatan penglihatan.
Menyokong diet
Karena kaya vitamin dan mineral, Physalis atau ciplukan sangat baik untuk menyokong diet. Buah ini memiliki rasa kecut seperti jeruk. Tapi juga manis. Sebaiknya buah ini disantap dengan cereal atau müsli. Bisa juga dicampur dalam salat buah-buahan. Selain itu, buah ini juga bisa dibuat menjadi selai
Cantik untuk menghias makanan penutup
Seperti halnya buah-buahan lain seperti raspberry (foto), Physalis tidak hanya lezat dan berkhasiat bagus bagi kesehatan, buah ini juga sangat menarik untuk menghias makanan penutup yang manis, misalnya es krim.
Bisa ditanam di pot di teras rumah, begini caranya. Lihat videonya
ApothekenUmschau, Deutsche Welle