Jangan Remehkan Sakit Sendi Kaki, Bisa Menyulut Sakit Ekstrem
Dalam setiap kaki terdapat 26 tulang dan 33 sendi. Ini struktur kompleks yang menopang seluruh bobot tubuh kita. Oleh sebab itu, jika sebuah sendi terganggu, bisa menyulut rasa sakit ekstrem. Bagaimana mengatasi gangguan ini?
Ulrike Förster sudah lama tidak bisa melakukan kegiatan rutinnya: olahraga aerobik di kebun, juga melompat, atau berjinjit. Cukup lama ia tidak bisa berolahraga. Problemnya, ibu jari kakinya semakin sulit digerakkan.
Ulrike Förster mengungkap, "Pada awalnya hanya tidak nyaman dan sedikit nyeri, yang terus terasa." Kemudian Ulrike Förster merasa nyeri sangat tajam, seolah pergelangan kaki hampir patah dan sangat tidak nyaman. "Hal itu makin terasa jika saya berputar sambil berjinjit," katanya. Di saat itulah, kakinya terasa hampir patah.
Dia cukup lama bekerja di toko eceran, dan sepanjang hari harus berdiri. Ini sangat membebani kakinya. Suatu saat, dia menyadari hanya bisa menggerakkan ibu jari kakinya sambil menahan rasa sakit. Penyebabnya adalah keausan pada sendi ibu jari kaki yang disebut Hallux Rigidus.
Gejala kadang jelas terlihat
Tulang rawan yang melindungi sendi bisa aus. Sebagai gantinya tubuh membentuk tulang tambahan. Pada tiap inividu kasusnya berbeda, ada yang ringan ada pula yang parah. Pada setiap pergerakan, tulang akan bergesekan dengan tulang. Sendi tidak bisa digerakkan lagi,meradang dan terasa nyeri.
Dalam kasus Ulrike Förster gejalanya terlihat jelas, yaitu berupa benjolan tebal berwarna merah di atas sendi jempol kakinya. Dokter ahli ortopedi mengirim dia ke dokter bedah kaki di rumah sakit. Ini untuk memastikan, apakah tindakan operasi bisa menolong.
Ahli bedah kaki Dominik Vogt mengatakan, tindakan medis selalu tergantung pada penderitaan pasien. Orang yang sangat aktif dan gemar berolahraga, akan merasa sangat terganggu. "Saya membahasnya dan menawarkan tindakan medis, kami bisa mengangkat jaringan tulang itu. Karena kasusnya belum parah, dan dengan pembedahan itu kualitas kehidupan bisa kembali membaik," ujar dokter Vogt.
Sendi jempol kaki Ulrike Försters belum rusak total, tapi jaringan tulang tambahan itu sangat menyakitkan. Karenanya dokter melakukan tindakan pembedahan kaki yang disebut Chelectomy.
Dalam tindak operasi ini, dokter bedah mengangkat jaringan tulang tumbuh. Ini mereduksi tekanan pada sendi, untuk mengurangi rasa sakit. Jempol kaki bisa bergerak lagi, dan berjinjit sambil bergerak bisa dilakukan kembali. Pembedahan ini tergolong operasi kecil, namun tidak selalu bisa diterapkan pada pasien.
Tindakan medis jika artritis masuk stadium lanjut
Dominik Vogt mengungkap, Chelectomy tidak bisa diterapkan, jika rasa nyeri muncul pada saat orang tidak melakukan aktivitas alias diam. Dan keluhan muncul saat kaki menapak ke tanah, bukannya saat telapak kaki digerakkan. Karena itu merupakan pertanda, artritis sudah memasuki stadium lanjut. Tulang rawan pada persendian sudah rusak total.
Kasus Ulrike Förster masih dalam stadium awal, tulang rawannya masih tersisa cukup banyak. Karena itu tindakan pembedahan berfungsi baik, dan bisa mempertahankan kemampuan pergerakan jempol kakinya. Walau begitu, keausan pada sendi tidak bisa dihentikan secara permanen.
Dominik Vogt menjelaskan, Chelectomy secara umum merupakan tindakan untuk mengulur waktu. Dalam arti, kerusakan stadium lanjut pada sendi dan rasa nyeri hebat, ditunda hingga beberapa tahun. "Mungkin 10 tahun atau 20 tahun. Tapi lazimnya, keausan sendi terus terjadi secara lambat," kata Dominik Vogt menambahkan.
Dua tahun setelah pembedahan, keluhan Ulrike Förster lenyap sepenuhnya. Dia kembali bisa berolahraga dan menapakkan kaki atau berjinjit tanpa rasa nyeri. Semua pergerakan kembali dimungkinkan, dan ia berharap bisa seterusnya sehat.
dw