Riset Reuters Institute: Kini Banyak Media Kehilangan Pembaca Dikalahkan Konten Medsos


Reuters Institute News Digital Report 2024 mengungkap sejumlah temuan baru tentang konsumsi berita online global pada 2023. Di antaranya adalah alasan kenapa media sosial telah secara aktif mereduksi dominasi dan peran artikel berita media dalam platform masing-masing. Gantinya, mereka menambah investasi untuk konten kreator, dengan format dan jaringan video yang menjadi primadonanya.


Reuters Institute News Digital Report 2024 disusun Reuters Institute for the Study of Journalism, University of Oxford, berbasis hasil survei terhadap lebih dari 95 ribu responden di 47 negara yang dianggap mewakili separuh populasi dunia. Dari hasil riset yang dirilis 17 Juni 2024 itu diketahui kalau konsumsi berita Facebook (37 persen) turun rata-rata 4 persen poin di seluruh negara pada tahun lalu; penurunan lebih tinggi tercatat di negara-negara seperti Filipina dan Argentina (-11 poin) dan Kolombia (-10).

YouTube digunakan untuk rujukan berita setiap minggunya oleh hampir 31 persen responden sampel global dan WhatsApp oleh sekitar seperlima (21 persen) responden. TikTok (13 persen) telah mengambil alih posisi Twitter, kini X, (10 persen) dengan penggunaan yang jauh lebih tinggi di beberapa bagian dari belahan Bumi selatan.

Direktur dan editor di Reuters Institute, Rasmus Nielsen, membeberkan implikasinya untuk media tradisional. Menurut dia, publik semakin berpaling ke platform kompetitor dari media tradisional untuk mengakses segala bentuk konten dan informasi. "Banyak dari platform ini pada gilirannya semakin jauh meninggalkan berita dan perusahaan penerbit, dan sebaliknya lebih berfokus kepada jenis konten dan kreator lain."

Kondisi itu menambah berat kerja keras yang sudah harus dijalani jurnalis dan penerbit untuk bisa mendapatkan atensi publik, apalagi meyakinkan mereka untuk membayar dari berita yang mereka baca.

Berkorelasi dengan pergeseran popularitas platform media sosial sebagai tempat tujuan untuk mencari news ini, video berkembang menjadi sumber berita online yang semakin penting terutama untuk para pengguna yang lebih muda. Video berita pendek diakses oleh 66 persen responden, dengan format yang lebih panjang menarik sekitar setengahnya (51 persen). Tapi fokus utama konsumsi video berita adalah platform online (72 persen) ketimbang situs penerbit media massa (22 persen).

"Konsumen mengadopsi video karena mudah digunakan, dan menyediakan konten yang beragam dan mengikat," kata ketua tim riset Reuters Institute Digital News Report 2024, Nic Newman, Senior Research Associate di Reuters Institute for the Study of Journalism di University of Oxford, yang juga konsutan media digital.

Tapi, Newman menambahkan, banyak newsroom tradisional masih berakar dalam budaya berbasis teks. Mereka disebutnya masih berjuang untuk mengadaptasi artikel-artikelnya.

Riset Reuters Institute Digital News Report 2024 juga menemukan kalau para pengguna TikTok, Instagram, dan Snapchat cenderung lebih mendengarkan para pendengung dan selebritas media sosial daripada jurnalis atau perusahaan media dalam topik berita. Ini kontras dengan jaringan sosial seperti Facebook dan X di mana organisasi berita masih menarik banyak perhatian di dalam paltformnya dan mengarahkan perbincangan yang terjadi.


reuters
Next Post Previous Post