Didesak Mundur Tapi Biden Tetap Berniat Maju, Trump Segera Umumkan Cawapres
Semakin banyak desakan agar Joe Biden mundur dari gelanggang pilpres karena kekhawatiran akan usia dan kapasitasnya untuk memimpin.
Namun, sejauh ini Biden masih mendapat banyak dukungan dari para koleganya, bahkan saat mereka turut mengakui kekhawatiran para pemilih Partai Demokrat.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada hari Minggu (7/7) berpidato di hadapan massa kebaktian di sebuah gereja Philadelphia. Dia berbicara tentang pencapaiannya, meski di tengah meningkatnya kekhawatiran publik akan usia dan kapasitasnya untuk memimpin.
Menyusul penampilan debatnya yang buruk baru-baru ini, Biden justru mempertegas tekadnya untuk tetap mengikui pemilihan presiden.
Bahkan, pada hari Senin (8/7) Biden menuliskan sebuah surat kepada anggota Kongres Partai Demokrat bahwa dirinya “berkomitmen kuat” dalam kampanye pemilihannya kembali, sekaligus bersumpah untuk tetap mengikuti kontestasi pilpres untuk mengalahkan penantangnya dari Partai Republik, Donald Trump.
Sebelumnya, Ia pun menegaskan posisinya ini dalam sebuah wawancara eksklusif pada hari Jumat (5/7) dengan pembawa berita ABC, George Stephanopoulos.
“Saya rasa tidak ada orang yang lebih memenuhi syarat untuk menjadi presiden, atau memenangkan pemilihan ini, selain saya,” ujar Biden.
Video: Biden Tetap Berniat Maju, Trump Segera Umumkan Cawapres
Biden masih memperoleh dukungan luas untuk pemilihannya kembali dari para koleganya. Namun, kekhawatiran di antara para pemilih semakin kuat dan hal ini pun diamini oleh Senator Demokrat Chris Murphy dalam acara State of the Union CNN pada hari Minggu (7/7).
“Pertanyaannya (para pemilih) bukan tentang karakter atau kepantasannya (Biden), atau siapa yang dia pedulikan, atau siapa yang dia perjuangkan. Tetapi, pertanyaannya lebih kepada apakah dia masih Joe Biden yang dulu atau tidak,” jelas Murphy.
Anggota Kongres Partai Demokat Adam Schiff mengatakan dalam acara Meet the Press ABC bahwa keputusan untuk meninggalkan pencalonan presiden ada sepenuhnya di tangan Biden, sekaligus menekankan bahwa hal itu akan memberi dampak tehadap proses pemilihan umum.
“Joe Biden harus mempertimbangkan ini demi kebaikannya sendiri dan warisannya, apakah dia bisa mengalahkan Donald Trump? Apakah (dia) yang terbaik untuk mengalahkan Donald Trump? Namun, dampak yang besar dari keputusan ini, mungkin yang paling penting dalam masa kepresidenannya, akan berdampak pada DPR, pada Senat, pada masa depan negara ini,” ujar Schiff.
Pada hari Sabtu (6/7) Donald Trump menulis dalam platform Truth Social miliknya bahwa, “Joe Biden yang menyimpang sebaiknya mengabaikan kritik tentangnya dan terus maju, dengan kesigapan dan kekuatan, dengan kampanyenya yang kuat dan luas jangkauannya.”
Sementara berita utama berfokus pada Biden, Trump yang akan mengumumkan calon wakil presiden pilihannya pada pekan ini dapat mengalihkan perhatian tersebut. Senator Partai Republik JD Vance termasuk salah satu yang sedang dipertimbangkan untuk posisi itu.
“Dia punya banyak orang baik yang bisa dia pilih. Berbagai kebijakan dan gaya kepemimpinannyalah yang menarik hati rakyat Amerika. Saya kira kita harus membawa kembali hal itu ke Gedung Putih,” sebut Vance dalam wawancara dengan NBC pada hari Minggu (7/7).
Perhatian Presiden Biden pekan ini akan beralih ke KTT NATO yang akan diselenggarakan di Washington mulai hari Selasa (9/7), sementara Trump diperkirakan akan berkampanye di Doral, Florida, dan Butler, Pennsylvania.
voa, zid
Namun, sejauh ini Biden masih mendapat banyak dukungan dari para koleganya, bahkan saat mereka turut mengakui kekhawatiran para pemilih Partai Demokrat.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada hari Minggu (7/7) berpidato di hadapan massa kebaktian di sebuah gereja Philadelphia. Dia berbicara tentang pencapaiannya, meski di tengah meningkatnya kekhawatiran publik akan usia dan kapasitasnya untuk memimpin.
Menyusul penampilan debatnya yang buruk baru-baru ini, Biden justru mempertegas tekadnya untuk tetap mengikui pemilihan presiden.
Bahkan, pada hari Senin (8/7) Biden menuliskan sebuah surat kepada anggota Kongres Partai Demokrat bahwa dirinya “berkomitmen kuat” dalam kampanye pemilihannya kembali, sekaligus bersumpah untuk tetap mengikuti kontestasi pilpres untuk mengalahkan penantangnya dari Partai Republik, Donald Trump.
Sebelumnya, Ia pun menegaskan posisinya ini dalam sebuah wawancara eksklusif pada hari Jumat (5/7) dengan pembawa berita ABC, George Stephanopoulos.
“Saya rasa tidak ada orang yang lebih memenuhi syarat untuk menjadi presiden, atau memenangkan pemilihan ini, selain saya,” ujar Biden.
Video: Biden Tetap Berniat Maju, Trump Segera Umumkan Cawapres
Biden masih memperoleh dukungan luas untuk pemilihannya kembali dari para koleganya. Namun, kekhawatiran di antara para pemilih semakin kuat dan hal ini pun diamini oleh Senator Demokrat Chris Murphy dalam acara State of the Union CNN pada hari Minggu (7/7).
“Pertanyaannya (para pemilih) bukan tentang karakter atau kepantasannya (Biden), atau siapa yang dia pedulikan, atau siapa yang dia perjuangkan. Tetapi, pertanyaannya lebih kepada apakah dia masih Joe Biden yang dulu atau tidak,” jelas Murphy.
Anggota Kongres Partai Demokat Adam Schiff mengatakan dalam acara Meet the Press ABC bahwa keputusan untuk meninggalkan pencalonan presiden ada sepenuhnya di tangan Biden, sekaligus menekankan bahwa hal itu akan memberi dampak tehadap proses pemilihan umum.
“Joe Biden harus mempertimbangkan ini demi kebaikannya sendiri dan warisannya, apakah dia bisa mengalahkan Donald Trump? Apakah (dia) yang terbaik untuk mengalahkan Donald Trump? Namun, dampak yang besar dari keputusan ini, mungkin yang paling penting dalam masa kepresidenannya, akan berdampak pada DPR, pada Senat, pada masa depan negara ini,” ujar Schiff.
Pada hari Sabtu (6/7) Donald Trump menulis dalam platform Truth Social miliknya bahwa, “Joe Biden yang menyimpang sebaiknya mengabaikan kritik tentangnya dan terus maju, dengan kesigapan dan kekuatan, dengan kampanyenya yang kuat dan luas jangkauannya.”
Sementara berita utama berfokus pada Biden, Trump yang akan mengumumkan calon wakil presiden pilihannya pada pekan ini dapat mengalihkan perhatian tersebut. Senator Partai Republik JD Vance termasuk salah satu yang sedang dipertimbangkan untuk posisi itu.
“Dia punya banyak orang baik yang bisa dia pilih. Berbagai kebijakan dan gaya kepemimpinannyalah yang menarik hati rakyat Amerika. Saya kira kita harus membawa kembali hal itu ke Gedung Putih,” sebut Vance dalam wawancara dengan NBC pada hari Minggu (7/7).
Perhatian Presiden Biden pekan ini akan beralih ke KTT NATO yang akan diselenggarakan di Washington mulai hari Selasa (9/7), sementara Trump diperkirakan akan berkampanye di Doral, Florida, dan Butler, Pennsylvania.
voa, zid