Format Baru Panjat Tebing Siap Tebar Pesona di Olimpiade Paris
Panjat tebing mulai dipertandingkan di Olimpiade sejak gelaran Olimpiade Tokyo pada 2021 lalu. Debut olahraga tersebut di ajang Olimpiade tidaklah mulus menyusul kritik yang muncul dari para atlet terkait format pertandingan. Kini, tampil dengan format yang berbeda, panjang tebing datang dengan optimisime besar ke Paris.
Dalam Olimpiade Tokyo, format pertandingan hanya dibagi ke dalam dua kategori yaitu kategori pria dan perempuan. Kategori tersebut mengharuskan para atlet berkompetisi dalam tiga disiplin berbeda, yang mencakup bouldering, lead dan speed. Aturan tersebut membuat para atlet akhirnya berlatih di nomor yang biasanya tidak mereka mainkan.
"Situasi [di Olimpiade Tokyo] janggal karena kami hanya diberi satu medali sehingga kami memutuskan untuk mengkombinasikan semua nomor, yang mana membuatnya menjadi rumit," ujar presiden Federasi Internasional Panjat Tebing (IFSC) Marco Scolaris kepada Reuters.
"Para pemanjat di nomor speed harus berlatih di nomor boulder dan lead, begitupun sebaliknya, padahal nomor-nomor ini sangat berbeda satu sama lain. Mereka [para atlet] tidak merasa nyaman dengan format seperti itu dan memberikan penolakan keras."
Kini, seiring dengan debut sukses di Tokyo dan popularitasnya yang bertambah, panjat tebing tampil dalam format berbeda di Paris di mana nomor speed akan dipisah dengan boulder dan lead.
Di nomor speed putra, atlet asal Amerika Serikat Sam Watson menjadi salah satu yang diunggulkan. Ia mencetak rekor catatan waktu dalam kompetisi di Wujiang, China, pada April lalu.
Watson, 18, memecahkan rekor dengan raihan catatan waktu panjatan 4,85 detik dan 4,79 detik dari rekor sebelumnya yang bertengger di 4,90 detik.
Atlet AS tersebut, yang juga menggemari olahraga catur, berambisi untuk meraih medali emas dalam Olimpiade mendatang. Ia melihat adanya persamaan dalam dua olahraga kegemarannya itu.
"Anda dapat menganalisis setiap langkah, semuanya berbeda dan saya suka dengan pemikiran bahwa kita hampir tidak bisa menguasainya dengan sempurna," ungkapnya kepad situs Olympics.com.
Indonesia sendiri menempatkan empat atletnya dalam kategori speed di Olimpiade Paris mendatang.
Harapan untuk meraih medali bertumpu di pundak Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Sallsabillah Rajiah yang bertanding di nomor speed putri dan Veddriq Leonardo serta Rahmad Adi Mulyono di nomor speed putra.
voa, zid
Dalam Olimpiade Tokyo, format pertandingan hanya dibagi ke dalam dua kategori yaitu kategori pria dan perempuan. Kategori tersebut mengharuskan para atlet berkompetisi dalam tiga disiplin berbeda, yang mencakup bouldering, lead dan speed. Aturan tersebut membuat para atlet akhirnya berlatih di nomor yang biasanya tidak mereka mainkan.
"Situasi [di Olimpiade Tokyo] janggal karena kami hanya diberi satu medali sehingga kami memutuskan untuk mengkombinasikan semua nomor, yang mana membuatnya menjadi rumit," ujar presiden Federasi Internasional Panjat Tebing (IFSC) Marco Scolaris kepada Reuters.
"Para pemanjat di nomor speed harus berlatih di nomor boulder dan lead, begitupun sebaliknya, padahal nomor-nomor ini sangat berbeda satu sama lain. Mereka [para atlet] tidak merasa nyaman dengan format seperti itu dan memberikan penolakan keras."
Di nomor speed putra, atlet asal Amerika Serikat Sam Watson menjadi salah satu yang diunggulkan. Ia mencetak rekor catatan waktu dalam kompetisi di Wujiang, China, pada April lalu.
Watson, 18, memecahkan rekor dengan raihan catatan waktu panjatan 4,85 detik dan 4,79 detik dari rekor sebelumnya yang bertengger di 4,90 detik.
Atlet AS tersebut, yang juga menggemari olahraga catur, berambisi untuk meraih medali emas dalam Olimpiade mendatang. Ia melihat adanya persamaan dalam dua olahraga kegemarannya itu.
"Anda dapat menganalisis setiap langkah, semuanya berbeda dan saya suka dengan pemikiran bahwa kita hampir tidak bisa menguasainya dengan sempurna," ungkapnya kepad situs Olympics.com.
Indonesia sendiri menempatkan empat atletnya dalam kategori speed di Olimpiade Paris mendatang.
Harapan untuk meraih medali bertumpu di pundak Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Sallsabillah Rajiah yang bertanding di nomor speed putri dan Veddriq Leonardo serta Rahmad Adi Mulyono di nomor speed putra.
voa, zid