Lukisan dalam Gua di Sulawesi Selatan Ternyata Warisan Budaya Tertua di Dunia


Lukisan berumur 51.200 tahun di sebuah gua di Sulawesi Selatan ini ditemukan oleh ilmuwan Australia dan Indonesia. Para ilmuwan bisa mengetahui umur lukisan ini dengan teknologi laser.

Umur lukisan di Sulawesi Selatan bisa ditaksir menggunakan metode baru, yaitu memotong bagian kecil dari lukisan tersebut menggunakan laser.

Dengan cara ini, para peneliti dapat mempelajari berbagai bagian karya seni secara lebih rinci dan menghasilkan penanggalan yang lebih akurat.

Lantaran penggunaan metode baru ini semakin banyak dipakai, beberapa lukisan gua di seluruh dunia mungkin akan mengalami penanggalan ulang, sehingga seni representasional mungkin muncul lebih lama dari semula diperkirakan.

Hingga 10 tahun yang lalu, bukti seni gua kuno hanya ditemukan di tempat-tempat seperti Spanyol dan Perancis Selatan. Hal ini membuat sebagian orang percaya bahwa ledakan kreatif yang melahirkan seni dan sains yang kita kenal sekarang dimulai di Eropa.

Namun penemuan gambar cetakan tangan manusia di Sulawesi Selatan pada tahun 2014 mematahkan pandangan tersebut.

Kemudian pada bulan November 2018, di Gua Lubang Jeriji Saléh di Pulau Kalimantan, Indonesia, para ilmuwan menemukan karya seni representasi tertua berwujud hewan, yang diperkirakan berusia lebih dari 40.000 tahun lampau.

Prof Adam Brumm dari Griffith University mengatakan bahwa penemuan seni gua terbaru di Indonesia memberikan pencerahan baru tentang peran penting bercerita dalam sejarah seni.

“Patut dicatat bahwa seni gua tertua yang kami temukan di Sulawesi sejauh ini terdiri dari adegan-adegan yang dapat dikenali: yaitu lukisan yang menggambarkan manusia dan hewan berinteraksi sedemikian rupa sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa sang seniman bermaksud menyampaikan semacam narasi – sebuah cerita,” katanya.

Lukisan babi hutan dan tiga sosok mirip manusia tersebut setidaknya berumur 51.200 tahun, lebih tua 5.000 tahun dari lukisan gua tertua sebelumnya yang juga berada di Sulawesi Selatan.

Penemuan ini membuktikan bahwa manusia modern punya kapasitas berpikir kreatif jauh lebih lama dari perkiraan sebelumnya.

Prof Maxime Aubert dari Universitas Griffith di Australia mengatakan kepada BBC News bahwa penemuan ini akan mengubah gagasan tentang evolusi manusia.

“Lukisan itu menceritakan kisah yang kompleks. Ini adalah bukti tertua yang kami miliki untuk bercerita. Ini menunjukkan bahwa manusia pada masa itu mempunyai kemampuan berpikir abstrak,” ujarnya.

Lukisan itu memperlihatkan seekor babi berdiri diam dengan mulut terbuka sebagian dan setidaknya ada tiga sosok mirip manusia.

Sosok manusia terbesar tampak merentangkan kedua tangan dan sedang memegang tongkat.

Posisi sosok kedua tepat di depan babi. Adapun kepalanya berada di samping moncong babi. Ia juga tampak memegang tongkat, yang salah satu ujungnya mungkin bersentuhan dengan tenggorokan babi.



Sosok mirip manusia terakhir tampak terbalik dengan kaki menghadap ke atas dan melebar ke luar. Salah satu tangannya terulur ke arah babi dan sepertinya menyentuh kepala babi.

Tim ilmuwan dipimpin oleh Adhi Agus Oktaviana, pakar seni cadas Indonesia dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Jakarta. Ia mengatakan bahwa penceritaan naratif merupakan bagian penting dari kebudayaan manusia purba di Indonesia sejak dulu.

“Manusia mungkin telah bercerita lebih dari 51.200 tahun yang lalu. Namun karena kata-kata tidak menjadi fosil, kita hanya bisa menggunakan cara tidak langsung seperti penggambaran adegan dalam seni – dan seni Sulawesi kini menjadi bukti tertua yang diketahui di ranah arkeologi sejauh ini,” ujarnya.


Lukisan hewan tertua di dunia ditemukan di Gunung Karampuang, Sulawesi Selatan.

Gambar hewan tertua sebelumnya ditemukan di Leang Tedongnge, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan.

Lukisan purba ini berupa adegan tiga babi sulawesi (Sus celebensis). Usianya ditaksir lebih dari 45.500 tahun yang lalu.

Apa makna lukisan gua di Sulawesi Selatan?

Bukti gambar pertama pada batu cadas ditemukan di Gua Blombos di Afrika bagian selatan. Gambar yang menampilkan pola geometris ini berasal dari antara 75.000 hingga 100.000 tahun yang lalu.

Adapun lukisan di gua batu kapur Leang Karampuang di kawasan Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan, menampilkan seni representasi – dan representasi abstrak dunia di sekitar orang yang melukisnya. Oleh karena itu, lukisan tersebut mewakili evolusi dalam proses berpikir spesies kita yang memunculkan seni dan sains.

Pertanyaannya adalah apa yang memicu kebangkitan pikiran manusia ini, menurut Dr Henry Gee, editor senior di jurnal Nature, media yang mempublikasikan rincian temuan lukisan tersebut.

“Sesuatu sepertinya telah terjadi sekitar 50.000 tahun yang lalu, tidak lama setelah itu semua spesies manusia lain seperti Neanderthal dan Hobbit punah.

“Sangat romantis untuk berpikir bahwa pada suatu saat sesuatu terjadi di otak manusia. Menurut saya, kemungkinan ada contoh seni representasional yang lebih awal”.


BBC

Next Post Previous Post