Trump Sebut Kamala Harris 'Orang Gila Liberal Radikal'


Donald Trump melancarkan serangan keras terhadap Kamala Harris, dalam kampanye perdananya sejak Kamala Harris menjadi calon presiden nominasi Partai Demokrat.

Dalam pidatonya, Trump menyebut Harris sebagai "orang gila kiri liberal radikal"

"Dia adalah orang gila kiri radikal yang akan menghancurkan negara kita," kata Trump di hadapan massa di North Carolina, Rabu (24/7), sembari salah mengucapkan nama depan Harris beberapa kali.

Trump juga menuding bahwa Kamala Harris sebagai kekuatan liberal utama di balik pemerintahan Biden.

"Kita tidak akan membiarkan itu terjadi," tambahnya, seperti dikutip dari AFP.

Survei Reuters/Ipsos yang rilis pada Selasa (23/7) menunjukkan Kamala Harris unggul dua persen dari Donald Trump. Harris mendapat 44 persen dan Trump 42 persen.

Survei ini digelar setelah AS melewati dua proses politik. Pertama Trump resmi menerima pencapresan dari Partai Republik. Selanjutnya adalah mundurnya Biden.

Menurut Ipsos/Reuters, naiknya dukungan terhadap Harris disebabkan kembali bersemangatnya pemilih Partai Demokrat untuk memenangkan pemilu.

Kamala Harris Sosok Pendobrak yang Bisa Jadi Capres AS Bersejarah

Kamala Harris, perempuan pertama yang menjadi wakil presiden Amerika Serikat, dapat diusung sebagai calon presiden AS dari Partai Demokrat. Koresponden Senior Washington Carolyn Presutti mengulas asal-usul Harris dan rekam jejaknya selama tiga setengah tahun menjabat wakil presiden.

Pelantikan mantan Senator Kamala Harris sebagai perempuan pertama yang menjadi wakil presiden AS pada tahun 2021 menjadi momen bersejarah di Amerika.

“Merupakan kehormatan bagi saya untuk berada di sini berkat kerja keras orang-orang yang terdahulu,” ujarnya.

Kamala Harris juga menjadi warga keturunan kulit hitam dan India pertama yang menduduki jabatan terpenting kedua di AS.

Politisi Partai Demokrat lain, seperti anggota DPR Barbara Lee, mengatakan bahwa Harris seorang pelopor. “Ia mendobrak begitu banyak hal bagi banyak perempuan.”

Harris, yang ibunya berasal dari India dan ayahnya asal Jamaika, lahir di Kota Oakland, California. Mural wajahnya terpajang di dinding sekolah masa kecilnya sebagai upaya melakukan integrasi rasial.

Harris, yang merupakan alumni Howard University, menjadi perempuan pertama yang menjadi jaksa distrik di San Francisco pada tahun 2004, sebelum menjadi perempuan kulit hitam pertama yang terpilih sebagai jaksa agung California pada tahun 2011.

Sepanjang menjadi wakil presiden, Harris vokal menentang pembatalan putusan kasus Roe v. Wade oleh Mahkamah Agung AS, yang sekaligus mencabut hak konstitusional warga AS untuk mengakses aborsi. Mahkamah Agung AS saat ini didominasi hakim berhaluan konservatif, yang tiga di antaranya ditunjuk Donald Trump saat masih menjabat sebagai presiden.

“Ia dengan bangga – ia menggunakan kata bangga – berperan membatalkan putusan kasus Roe. Jadi, jangan salah, jika Trump punya kesempatan, ia akan mengesahkan larangan aborsi nasional untuk membuat aborsi menjadi ilegal di setiap negara bagian,” tukasnya.

Wapres Harris juga memuji kelanjutan Undang-Undang Layanan Kesehatan Terjangkau dan penurunan harga insulin yang dicapai pemerintahan Biden.

“Angkat tangan Anda jika anggota keluarga Anda ada yang menderita diabetes.”

Tak lama usai menjabat, Harris ditugaskan memimpin upaya pemerintah menangani masalah perbatasan. Akan tetapi, kampanye Biden-Harris justru harus menahan serangan oposisi terkait isu imigrasi yang menjadi isu utama dalam pemilu AS 2024.

“Kini, pasangan warga negara AS yang masih berstatus ilegal tapi sudah tinggal di negara ini selama sepuluh tahun atau lebih dapat tetap tinggal di sini sambil mendaftarkan diri untuk mendapatkan kartu hijau (status penduduk permanen, red.).”

Saat berbicara di hadapan berbagai kelompok pro-imigran, seperti kelompok warga Amerika keturunan Asia, Asli Hawaii dan Kepulauan Pasifik (AANHPI), ia segera mengalihkan fokusnya pada pernyataan Donald Trump.

“Orang yang menjelek-jelekkan imigran, mendukung xenophobia, orang yang memicu kebencian tidak boleh lagi punya kesempatan untuk berdiri di atas podium presiden AS.”

Harris semakin sering turun untuk berkampanye setelah penampilan buruk Biden pada debat pilpres AS melawan mantan Presiden Donald Trump, Juni lalu.

“Kita sudah mengalahkan Trump sekali dan kita akan mengalahkannya lagi. Titik.”

Dengan mundurnya Presiden Biden dari persaingan pilpres pada hari Minggu (21/7), seandainya Harris diusung sebagai calon presiden, maka ia akan kembali mencetak sejarah sebagai perempuan kulit hitam berdarah India pertama yang mencalonkan diri sebagai presiden AS.


voa, zid
Next Post Previous Post