Wilayah AS di Puerto Riko telah menjadi 'negara baru' bagi para pemutar uang cryptocurrency karena memiliki kebijakan ramah-kripto, termasuk keringanan pajak.
Warga negara AS dapat mempertahankan paspor Amerika mereka tanpa harus membayar pajak atas keuntungan modal.
“Di situlah semua temanku berada. Saya tidak punya satu teman pun yang tersisa di New York, dan mungkin pandemi mempercepat ini, tetapi masing-masing dari mereka telah pindah ke Puerto Riko, ”pengusaha kripto dan investor David Johnston mengatakan kepada CNBC. Dia memindahkan keluarga dan perusahaannya ke pulau itu tahun lalu.
Johnston mengingat kesan pertamanya tentang wilayah pulau itu: "Saya berkata, 'Wow, oke, saya mengerti.'" Dia menjelaskan bahwa "Pulau itu memiliki tiga juta orang ... Ini cukup besar untuk membangun pusat teknologi."
Menurut Johnston, seluruh gedung kantornya dipenuhi oleh perusahaan rintisan dan kripto.
Mereka bercita-cita memberikan contoh bagaimana seharusnya sebuah negara masa depan; yang dilengkapi berbagai mata uang virtual baru, yang dijalankan dengan metode blockchain.
Namun, tidak jelas masa depan siapa yang akan diubah melalui penerapan metode ekonomi baru di wilayah teritori Amerika Serikat ini; warga Puerto Riko atau hanya para pengusaha itu sendiri.
Ada hubungan yang mendalam antara libertarianisme (ideologi yang mengutamakan kebebasan) dan gerakan mata uang virtual. Namun, ketika para miliarder mata uang itu bersenang-senang di negara hangat dengan latar perairan Karibia, warga lokal miskin dengan pengetahuan teknologi minim, rasanya tidak akan ikut merasakan kesenangan itu.
Mayoritas wirausahawan mata uang virtual yang pindah ke Puerto Riko dan memiliki mimpi besar (tidak hanya membuat bank mata uang virtual), tentunya akan membawa konsep libertarianisme virtual ke pulau itu.
Visi mereka serupa dengan negara utopia berbasis mata uang virtual lain, Republik Bebas Liberland, yang mengklaim diri mereka sebagai "negara virtual" yang berdiri di sisi barat Sungai Danube, Eropa Tengah. Liberland menggunakan Bitcoin sebagai mata uang nasional.
Kembali ke Sol, para ekspat virtual berniat untuk menggunakan sistem blockchain untuk melakukan pemilu dan bahkan mengurus KTP bagi warga negaranya.

Riset termutakhir memperlihatkan bahwa harga mata uang virtual nyaris tidak bergantung pada nilai investasi lainnya, seperti emas dan saham. Namun, harga satu mata uang virtual sangat bergantung pada mata uang virtual lainnya. Jadi, jika harga Bitcoin jatuh, maka harga mata uang lainnya juga akan jatuh.
Jika Bitcoin dapat terus memperkokoh nilainya, maka kolonialisme virtual perlahan akan menyebar ke seantero bumi.
Sejarah dan Realita Puerto Rico
Di pengujung abad ke 19, dalam upaya memperkuat kendalinya terhadap kekuatan maritim di Karibia, pemerintah Amerika Serikat menawarkan dana 160 juta dolar kepada Spanyol untuk membeli Puerto Rico dan Kuba. Tawaran yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Spanyol.
Tahun 1898 pemerintah Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Spanyol dipicu oleh pertikaian berkepanjangan di Kuba serta tragedi tenggelamnya kapal perang Amerika di lepas pantai Havana. Dan pada tanggal 25 Juli 1898 selama perang antara kedua negara, Amerika berhasil menginvasi Puerto Rico dan berujung kepada kekalahan perang Spanyol dan berakibat pada penyerahan kekuasaan Spanyol atas Puerto Rico, Kuba, Filipina, dan Guam kepada Amerika Serikat sebagaimana diatur dalam pernjanjian Paris.
Sejak tahun 1917 warga Puerto Rico mendapatkan hak sebagai warga negara Amerika secara kolektif.
Meski warga Puerto Rico merupakan warga negara Amerika mereka tidak dapat ikut serta dalam pemilihan presiden karena kongres Amerika masih mempersyaratkan berbagai aspek bagi Puerto Rico untuk hal tersebut, sebuah perdebatan yang masih terus berlanjut hingga hari ini.
Larisa Yarovaya dan Brian Lucey - BBC Capital, RT News
Editor: Anita Fransiska - Zid World