Trik Sulap dan Trik Copet Digunakan untuk Pengalihan Isu dan Agenda Politik

Trik Sulap dan Trik Copet Digunakan untuk Agenda Politik Terselubung

Trik copet dan trik sulap bisa digunakan untuk mengecoh dan pengalihan isu. Dengan rekayasa politik menjadi "perangkat psikologi yang kuat" untuk mengendalikan opini publik, kata dua peneliti dari Goldsmiths, University of London, Inggris.


Menurut penelitian mereka, trik psikologi yang digunakan oleh pesulap untuk mengecoh penonton juga dapat digunakan untuk mempengaruhi pilihan. Sedangkan trik copet digunakan untuk mengalihkan perhatian, demi melakukan agenda terselubung.

Para psikolog mengamati bagaimana trik sulap menciptakan "ilusi pilihan".

Dr Kuhn, dari tim riset Magic Lab, mengatakan banyak penguasa dan politikus menggunakan taktik "pengalihan" (misdirection), yaitu ketika pesulap mengarahkan perhatian penonton ke satu arah, dengan sesuatu, sementara trik sebenarnya dilakukan di arah lain.

"Bahkan jika Anda tahu bahwa perhatian Anda sedang dialihkan, masalahnya adalah trik ini sangat efektif dan tetap ada efeknya," kata Dr. Kuhn.

Menggunakan trik copet dan trik sulap untuk "memodifikasi kenyataan dan mempengaruhi publik" sangat efektif, kata psikolog lainnya yang terlibat dalam penelitian ini, Alice Pailhes.

"Namun kendali tersembunyi dan memodifikasi pikiran orang tentu saja memunculkan masalah etika serius."

Dan ia memperingatkan "pengaruh yang tidak diinginkan, misalnya propaganda politik".

"Bahwa pemahaman tentang teknik manipulatif para pesulap adalah cara ampuh seberapa mudah pilihan kita dimanipulasi," kata sang psikolog.

Penelitian ini - Mind control trick: magicians' forcing and free will (Trik mengendalikan pikiran: teknik pemaksaan pesulap dan kehendak bebas) oleh psikolog Alice Pailhes dan Gustav Kuhn - meneliti bagaimana para pesulap mengendalikan keputusan penontonnya - dan bagaimana taktik ini dapat diterapkan di dunia politik, dan juga bisnis.

"Banyak prinsip-prinsip sulap ini menunjukkan bahwa Anda dapat dengan mudah memanipulasi dan memengaruhi keputusan yang dibuat orang lain - dan meskipun mereka merasa bebas membuat keputusan , si pesulaplah yang [sebenarnya] memegang kendali penuh," kata Dr. Kuhn.

Studi tersebut, diterbitkan dalam jurnal ilmiah Trends in Cognitive Science, mengidentifikasi berbagai perangkat psikologi yang digunakan oleh pesulap, dan menganalisa trik copet.

Ada juga trik sulap yang disebut "equivoke" atau keambiguan - ketika penonton percaya bahwa mereka membuat keputusan independen dalam suatu trik, padahal sebenarnya apapun keputusan mereka "tidak berpengaruh pada hasil akhirnya". Ini banyak digunakan lembaga survei politik, dan rekayasa dalam pemilihan umum.

 



BBC, Sean Coughland

ZIDWORLD © 2024 Designed By JoomShaper

Please publish modules in offcanvas position.

{{ message }}