Sejumlah wilayah Jakarta sempat mengalami 'lockdown' akibat banjir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan perihal cuaca ekstrem. Potensi hujan lebat diprediksi masih terjadi selama sepekan ke depan di wilayah Jabodetabek.
"Saat ini dalam periode musim hujan setidaknya sampai akhir Maret atau akhir Februari perlu menjadi kewaspadaan, artinya sampai berakhirnya musim hujan ini," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam konferensi pers virtual yang disiarkan di YouTube BMKG (20/2/2021).
Berkaitan dengan kondisi banjir Jakarta yang terjadi pada Jumat (19/2) dan Sabtu (20/2), Guswanto mengatakan hal itu terjadi karena tiga faktor dari sisi air.
"Yang pertama hujan yang jatuh di wilayah Jabodetabek yang nanti akan bermuaranya ke Jakarta, kedua curah hujan di wilayah Jakarta itu sendiri, dan ketiga adanya pasang naik muka air laut di Jakarta," imbuhnya.
"Kalau ketiganya beramplifikasi ini akan menjadi lebih jadi perhatian bagi DKI, apabila ketiganya terjadi, di samping faktor lain seperti lingkungan," sambung Guswanto.
Sekitar 95% wilayah Jakarta Utara tahun 2050 akan berada di bawah laut, demikian hasil penelitian Institut Teknologi Bandung. Jakarta semakin amblas karena penggunaan air tanah yang berlebihan? Lantas apa yang harus dilakukan? Lihat videonya
- Banjir? Gak Masalah, Begini Tren Rumah Apung di Eropa
- Sepeda Elektrik Buat Gowes Mengapung di Sungai, Danau, atau Saat Banjir
- Berkebun di Atap Gedung, Kurangi Risiko Banjir Sekaligus Sehatkan Udara Kota