Dikutip dari situs resmi World Health Organization (WHO): senjata biologis adalah mikroorganisme seperti virus, bakteri atau racun lain yang diproduksi dan dilepaskan dengan sengaja untuk menyebabkan penyakit dan kematian massal. Ini bisa disebut serangan bioteroris.
Menurut WHO, agen biologis seperti antraks dan toksin botulinum dapat menimbulkan bencana kesehatan masyarakat yang parah dan menyebabkan sejumlah besar kematian dalam waktu singkat yang sulit untuk dikendalikan. Serangan bioterorisme dapat mengakibatkan epidemi (dan pandemi), misalnya jika virus digunakan sebagai senjata biologis.
Senjata biologis adalah bagian dari kelas senjata yang lebih besar yang disebut sebagai senjata pemusnah massal, sama seperti senjata kimia, nuklir, dan radiologi. Penggunaan agen biologis adalah masalah serius, dan risiko penggunaan agen ini dalam serangan bioteroris semakin meningkat.
WHO berfokus pada kemungkinan konsekuensi kesehatan masyarakat dari suatu insiden, terlepas dari apakah itu ditandai sebagai tindakan yang disengaja atau peristiwa yang terjadi secara alami.
Ketika Negara Anggota WHO khawatir dan ingin bersiap, WHO menyarankan penguatan kegiatan surveilans dan respons kesehatan masyarakat, dengan penekanan pada:
- surveilans nasional yang lebih efektif terhadap wabah penyakit, termasuk sistem kesiagaan dan respons di semua tingkat yang dapat mendeteksi penyakit yang mungkin disebabkan secara sengaja;
- komunikasi yang lebih baik antara berbagai sektor, termasuk kesehatan masyarakat, pasokan air, keamanan pangan, dan pengendalian racun;
- penilaian kerentanan yang lebih baik, dan komunikasi yang efektif tentang risiko kepada profesional maupun publik;
- persiapan untuk menangani konsekuensi psikososial dari penggunaan patogen dan bahan kimia yang disengaja untuk menyebabkan kerugian; dan
- rencana kontinjensi untuk peningkatan kapasitas respons oleh semua sektor.
- Ilmuwan Temukan 'Nanobody' di Darah Hewan Unik Alpaka, Sumber Penyelamat Manusia dari Aneka Virus Ganas
- Kenali Gejala 'Atrial Fibrillation' Gangguan Detak Jantung yang Berbahaya