47 juta suara Gen Z pada Pilpres 2024, Milenial 69 juta, dan Gen X 57,7 juta. Menurut survei Kompas: Prabowo Subianto populer di kalangan Gen Z. Apa alasannya?
Dikutip dari Kompas.id, hasil survei itu menunjukkan bahwa 32,7 persen Gen Z memilih Prabowo apabila pemilihan presiden dilakukan pada masa jajak pendapat.
"Tercatat proporsi Gen Z yang memilih Prabowo lebih besar dari rerata seluruh generasi, yakni mencapai 32,7 persen," tulis Litbang Kompas.
Masih di kalangan Gen Z, Ganjar Pranowo duduk di urutan kedua dengan elektabilitas sebesar 24,5%, diikuti oleh Anies Baswedan sebesar 10%.
Prabowo juga memiliki elektabilitas sebesar 23,9 persen di kalangan Gen Y (milenial, berusia 27-41 tahun). Namun jumlah itu masih kalah dengan responden Gen Y yang menyatakan “tidak tahu” akan memilih siapa.
Kompas juga menulis bahwa, “Dukungan dari Gen Z tersebut menguntungkan bagi Prabowo yang belum cukup menarik simpati dari generasi lain, khususnya baby boomers”.
Meski para pengamat meyakini kecenderungan ini masih bisa berubah, namun ini dinilai bisa jadi menggambarkan peta suara pada pilpres mendatang.
Sebab, para pemilih muda dari kelompok umur Gen Z dan Milenial akan menyumbang 60% dari total pemilik suara sah.
Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Mada Sukmajati mengatakan persona atau kefiguran Prabowo itu kemungkinan masih berpengaruh penting dalam survei kali ini. Sebab, tahapan Pilpres belum sampai pada titik di mana para kandidat adu gagasan dan visi.
“Generasi muda ini perlu mendorong supaya kontestasinya fokus pada gagasan dan visi misi. Mau dibawa ke mana masa depan Indonesia pada 2024-2029 sehingga tidak terjebak pada figur personal,” ujar Mada kepada BBC.
Meski berkontribusi cukup besar, mengingat elektabilitas Prabowo tidak hanya bersumber dari generasi ini, Mada mengatakan situasinya masih bisa berubah. Sebab, Gen Z dia sebut memiliki karakter sebagai “pemilih rasional”.
“Mereka cenderung menilai elite politik secara rasional, tidak ideologis, sehingga implikasinya pilihan mereka bisa berubah. Karakter mereka berbeda dengan pemilih ideologis yang loyalitasnya lebih tinggi,” jelas Mada.
Menurutnya, masih ada kemungkinan suara Gen Z berubah tergantung pada visi misi yang diusung para kandidat capres nantinya. Sejauh ini, gagasan itu belum terlihat.
Apabila merujuk pada pilpres-pilpres sebelumnya, Mada mengatakan Prabowo “tidak terlalu banyak” mengangkat isu yang menyentuh kebutuhan anak muda. Begitu pula dengan pesaingnya saat itu, Jokowi.
Namun dengan besarnya ceruk suara dari Gen Z dan milenial, kemungkinan besar para kandidat ini akan bertarung pada isu-isu yang menarik pemilih muda.
- Gibran 'Sungkem' ke Hasto Setelah 'Kencan Copras-Capres' dengan Prabowo
- Kata Adian: Jokowi Harus Patuhi Arahan PDIP
- Perang Dagang Survei: SMRC Saiful Mujani Lawan LSI Denny JA