Sebuah penelitian yang dirilis dalam jurnal Nature Medicine mengungkapkan bahwa jamur psilocybin atau "magic mushroom" membuat sel otak lebih saling berhubungan. Penelitian memberikan petunjuk psilocybin telah menunjukkan efek antidepresan.
Psilocybin adalah zat alami yang terdapat di lebih dari 200 spesies jamur, sebagian besar dari genus Psilocybe. Zat ini dapat menyebabkan perubahan persepsi, halusinasi, dan euforia dengan efek yang berlangsung hingga enam jam.
Bentuk magic mushroom memang tampak serupa seperti jamur kebanyakan, tetapi sejatinya masih dapat dibedakan. Jika jamur dikonsumsi dalam jumlah sedang akan menyebabkan keracunan bagi yang mengonsumsinya. Mengonsumsi magic mushroom juga dapat menyebabkan serangan panik. Namun, tampaknya magic mushroom tidak menyebabkan kecanduan.
Lebih lanjut, ada bukti yang berkembang untuk efek antidepresan positif dari terapi psilocybin. Biasanya antidepresan umum bekerja secara perlahan, tetapi zat psilocybin bekerja lebih cepat dan lebih tahan lama setelah hanya mengonsumsi beberapa dosis.
Otak yang lebih saling berhubungan
Penelitian ini dilakukan oleh kelompok yang dipimpin oleh psikolog dan ahli saraf asal Inggris, Robin Carhart-Harris.
Penelitian menganalisis pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) pasien yang mengalami depresi dari dua uji klinis independen sebelumnya menggunakan terapi psilocybin. Sederhananya, fMRI adalah pemindaian otak di mana daerah aktif otak dapat divisualisasikan di layar komputer.
Selanjutnya ditemukan bahwa pada pasien yang menjalani pengobatan psilocybin untuk depresi, daerah otak tampak lebih saling berhubungan daripada sebelum pengobatan. Ini berarti bahwa bagian-bagian otak yang sebelumnya menunjukkan konektivitas yang terbatas di dalam wilayah yang terisolasi menjadi lebih terhubung dengan wilayah lain.
Salah satu cara untuk memahami penelitian ini adalah dengan menganalogikan otak sebagai kota besar dan koneksi sebagai lalu lintas. Pada orang yang depresi, beberapa wilayah atau jaringan otak tampaknya memiliki terlalu banyak koneksi yang terisolasi, seperti lalu lintas yang terakumulasi secara berlebihan di lingkungan individu. Ini berarti lalu lintas tidak mengalir antar lingkungan, tetapi tetap di satu area kecil, seolah-olah tidak ada jalan yang menghubungkan mereka ke bagian lain kota.
Para peneliti mengatakan bahwa setelah mengonsumsi psilocybin, "lalu lintas kota" di otak pasien itu mulai mengalir dan tersebar.
"Hubungan fungsional yang meningkat dapat berhubungan dengan peningkatan fleksibilitas dan relaksasi subjektif yang dijelaskan," kata Matthias Liechti, Profesor Farmakologi Klinis di University Hospital Basel, di Swiss. Liechti sendiri adalah konsultan untuk start-up kedokteran psikedelik yang berbasis di New York, MindMed.
Warga Oregon usia 21 tahun ke atas kini bisa mengakses zat psikedelik alami berupa "jamur ajaib" dengan bantuan fasilitator.
Model pemakaian zat yang bisa redakan depresi ini sedang dipertimbangkan di banyak negara bagian AS lainnya, guna mengatasi gangguan kesehatan mental warga. Lihat videonya
voa, dw, guardian