Penelitian Menunjukkan: Manfaat Musik untuk Kesehatan Otak Kita

Penelitian Menunjukkan: Manfaat Musik untuk Kesehatan Otak Kita

Musik tidak hanya mempengaruhi emosi kita, tetapi juga memiliki efek positif pada fungsi kognitif otak kita. Musik dapat membantu dalam pengobatan gangguan neurologis.
 
Tidak masalah jenis musik apa yang kita dengarkan.
 
Berikut ini rangkuman Barbara Koltuska-Haskin, Ph.D., neuropsikolog di Albuquerque, New Mexico dan penulis How My Brain Works.
 
"Musik adalah obat pikiran." Itulah yang pernah dikatakan oleh tentara dan politisi Amerika John A. Logan (1826–1886). Saya agak setuju dengan itu. Menjadi mezzosoprano yang terlatih secara klasik, saya tahu dari pengalaman bahwa musik memiliki efek positif pada pikiran. Itu bisa menenangkan kita atau menghibur kita ketika kita menyanyikan atau menyenandungkan karya musik favorit kita.
 
Fungsi Otak
 
Tapi apakah itu mempengaruhi otak kita? Penelitian mengatakan bahwa musik dapat mempengaruhi fungsi otak dalam banyak cara. Itu dapat memengaruhi fungsi kognitif kita termasuk pembelajaran, memori, dan perhatian/konsentrasi (Guimaraes-Mendes, C et al. 2021). Ini juga meningkatkan plastisitas serebral di otak dan memfasilitasi regenerasi dan perbaikan neuron (Fukui, H. & Toyoshima, K. 2008).
 
Mendengarkan musik mengaktifkan berbagai wilayah otak, terutama korteks pendengaran (terletak di lobus temporal), yang sangat penting untuk memproses informasi pendengaran yang masuk. Ini juga mengaktifkan korteks motorik primer, korteks premotor, dan otak kecil. Mendengarkan musik tanpa memainkannya melibatkan jaringan yang besar dan kompleks di banyak bagian otak.
 
Mendengarkan musik dapat memiliki efek positif pada memori verbal (mengingat informasi verbal) dan memori visual-spasial (mengenali bentuk, pola, dan posisi objek). Hasil studi tahun 1996 menunjukkan bahwa musik memiliki efek positif dalam mengingat materi verbal (McElhinney, M. & Annett, J.M.) Dalam studi lain (Purnell-Webb, P. & Speelman, C.P. 2008), 100 mahasiswa psikologi sedang belajar balada empat bait sambil mendengarkan melodi dan ritme yang akrab dan asing. Hasilnya menunjukkan bahwa irama bahkan tanpa iringan musik dapat memfasilitasi mengingat teks. Dalam sebuah studi tahun 2010 (Angel, L.A. et al.), mahasiswa menyelesaikan pemrosesan spasial dan tugas linguistik sambil mendengarkan kutipan dari simfoni Mozart. Hasilnya menunjukkan peningkatan kecepatan pemrosesan spasial dan akurasi dalam pemrosesan linguistik.
 
"Efek Mozart"
 
Ada beberapa penelitian tentang musik Mozart dan pengaruhnya terhadap kognisi dan emosi, tetapi hasilnya beragam. Ada beberapa yang menunjukkan efek positif dari musiknya (saya berani bersumpah karena Mozart adalah komposer favorit saya). Beberapa mengatakan bahwa "efek Mozart" tidak benar-benar ada. Sebuah studi tahun 2015 (Verussio, W. et al.) menyelidiki pengaruh musik Mozart pada aktivitas otak. Subjek penelitian adalah 10 orang dewasa sehat, 10 lansia sehat, dan 10 lansia dengan diagnosis gangguan kognitif ringan (MCI). Subjek sedang mendengarkan Mozart's Sonata for Two Pianos in D Major (K448). EEG direkam selama istirahat basal dan selama mendengarkan.
 
Hasilnya menunjukkan bahwa mendengarkan Mozart meningkatkan aktivitas gelombang otak yang terkait dengan memori, kognisi, dan pemecahan masalah pada orang dewasa dan lanjut usia yang sehat, tetapi tidak ada perubahan pada peserta dengan MCI. Para peneliti menyimpulkan bahwa musik Mozart dapat mengaktifkan jaringan daerah otak yang saling berhubungan yang berkaitan dengan perhatian dan fungsi kognitif lainnya. Juga, studi penelitian 2010 yang dijelaskan di atas menunjukkan efek positif dari musik Mozart pada fungsi kognitif otak.
 
Musik dapat membantu dalam pengobatan gangguan emosi dan saraf termasuk stroke, penyakit Parkinson, cedera otak, dan demensia (Speranza, L. et al. 2021). Penelitian juga menunjukkan bahwa memainkan alat musik dapat menjadi faktor pelindung terhadap gangguan kognitif dan demensia.
 
Berdasarkan pengalaman pribadi, ketika saya bekerja di rumah sakit negara bagian New Mexico, saya ditugaskan di unit untuk pasien senior dengan berbagai bentuk dan tahapan demensia. Memiliki pendidikan musik selama bertahun-tahun, saya tahu betul efek terapeutik dari musik. Salah satu hal pertama yang saya lakukan adalah mengatur ulang aktivitas siang hari untuk pasien saya sehingga musik dapat ditekankan. Saya merancang aktivitas yang mencakup mendengarkan musik yang membangkitkan semangat, bernyanyi bersama, dan menari. Semua pasien saya, bahkan mereka yang menderita demensia tingkat lanjut, “menyala” selama aktivitas musik, yang sangat menyenangkan dan membangkitkan semangat untuk diamati.
 
Perlu ditekankan bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis musik dapat memberikan efek negatif (yaitu membuat kita sedih atau cemas). Secara umum, tidak masalah jenis musik apa yang kita dengarkan. Jadi penting untuk mendengarkan musik yang membangkitkan semangat, bukan sesuatu yang membuat kita cemas atau sedih. Mari kita dengarkan musik yang bagus dan membangkitkan semangat yang dapat meningkatkan fungsi kognitif otak kita.
 
psychologytoday
ZIDWORLD © 2024 Designed By JoomShaper

Please publish modules in offcanvas position.

{{ message }}