Setelah Proyek Kereta China Gagal, Uganda Pulihkan Jalur Kereta Lama

Setelah Proyek Kereta China Gagal, Uganda Pulihkan Jalur Kereta Lama

Uganda memulai konstruksi untuk memulihkan jalur kereta api era kolonial Inggris setelah proyek kereta China gagal dilanjutkan.


Jalur tersebut akan memotong biaya pengiriman barang ke utara negara itu, Sudan Selatan dan Republik Demokratik Kongo (DRC).

Restorasi tersebut dilakukan setelah Uganda membatalkan kontrak dengan China Harbour and Engineering Company Ltd karena dinilai merugikan negara dan berisiko mangkrak.

“Ambisi kami adalah untuk memindahkan semua transportasi kargo curah jarak jauh ke rel dari jalan raya dalam beberapa tahun karena kereta api lebih murah dalam hal biaya dan waktu,” kata John Linnon Sengendo, juru bicara Uganda Railways Corporation milik negara.

Jalur tersebut, bagian dari jaringan rel Afrika Timur yang membentang dari pelabuhan Mombasa di Kenya, dibangun pada masa pemerintahan kolonial Inggris pada awal abad ke-20 dan tidak digunakan selama hampir 40 tahun.

Jalur yang dipulihkan akan menghubungkan kota Tororo di timur Uganda, dekat perbatasan Kenya, dengan kota Gulu di utara Uganda, dekat perbatasan Sudan Selatan.

Pejabat Uganda berharap jalur rel yang dipulihkan akan menggantikan truk yang mengirimkan barang ke Sudan Selatan dan DRC.

Restorasi mengikuti proyek lain untuk membangun rel kereta api standar untuk menghubungkan Naivasha di Kenya dan ibu kota Uganda, Kampala, yang diumumkan oleh menteri transportasi masing-masing negara.

 

aljazeera

ZIDWORLD © 2023 Designed By JoomShaper

Please publish modules in offcanvas position.

{{ message }}