Angkatan Bersenjata Filipina mengatakan mengerahkan pasukan khusus untuk ditempatkan di bangkai kapal era Perang Dunia II di Laut China Selatan, didukung sejumlah kapal perang.
Langkah tersebut dilakukan setelah militer China memblokir upaya Filipina yang ingin memasok makanan untuk pasukannya.
"Pelaksanaan hak kedaulatan dan yurisdiksi kami ini merupakan bukti keyakinan kuat kami pada tatanan internasional berbasis aturan yang menopang perdamaian dan stabilitas kawasan," kata juru bicara angkatan bersenjata Medel Aguilar dalam sebuah pernyataan (19/8).
Manila melayangkan protes diplomatik terhadap Beijing setelah garda pantai China disebut melakukan manuver "berbahaya" sebagai upaya untuk mencegah Filipina mengirim pasokan ke pasukan yang ditempatkan di Second Thomas Shoal.
China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan sebagai teritorinya, sebuah pernyataan yang ditolak secara internasional. Sejumlah negara Asia, seperti Malaysia, Vietnam, Brunei, Taiwan, dan Filipina juga memiliki berbagai klaim atas wilayah tertentu.
Filipina meminta semua pihak terkait untuk menghormati kedaulatan dan yurisdiksinya atas zona maritimnya, kata Aguilar.
Pada 2016, putusan arbitrase internasional membatalkan klaim kepemilikan China atas hampir seluruh Laut China Selatan.
China, yang tidak mengakui putusan itu, justru membangun pulau buatan yang dilengkapi dengan lapangan terbang dan rudal darat-ke-udara di Laut China Selatan.
voa, zid