Penculikan terhadap Imam Maskur , 25 tahun, yang dilakukan oleh anggota Pasukan Pengamanan Presiden, saat Imam menjaga toko kosmetik yang ada di Jalan Sandratek, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur.
Anggota Paspampres itu, Praka Riswandi, memeras keluarga korban.
Video anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang diduga menculik dan menganiaya seorang pemuda asal Aceh, Imam Masykur (25) hingga tewas, diunggah salah satunya oleh Anggota DPR RI Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni.
Akun Instagram @ahmadsahroni88, mengunggah dua video penyiksaan terhadap Imam. Video pertama terlihat Imam meringkuk di dalam mobil, disiksa dengan beberapa kali pukulan di punggung.
Dalam video berdurasi 12 detik itu, terdengar Imam merengang kesakitan di dalam sebuah mobil diduga terjadi di siang hari.
“Aduuuh, Allahuakbar, Lailahailallah,” jerit Imam menahan rasa sakit pukulan.
Video kedua berdurasi 10 detik memperlihatkan keadaan punggung Imam yang memar dan berdarah. Sambil merengang kesakitan, Imam meminta agar orang tuanya mengirimkan uang diuga untuk tebusan Rp50 juta kepada si penyiksa.
“De kirim uang Rp50 juta,” ujarnya.
Sahroni juga mengunggah surat keterangan penyerahan mayat diterbitkan oleh Polisi Militer Kodam Jaya/Jayakarta, Kamis (24/8/2023). Dalam surat tersebut, terungkap pelaku yang melakukan tindakan penganiayaan diduga adalah Praka Riswandi Manik.
Surat itu juga menyebut Praka Riswandi berdinas di kesatuan Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres. Dalam melakukan aksinya, Praka Riswandi disebut dibantu oleh dua rekannya.
Dalam unggahan selanjutnya, Sahroni membagikan bukti surat tanda penerimaan laporan Polda Metro Jaya nomor LP/B/VIII/2023/SPKT/Polda Metro Jaya pada 14 Agustus 2023.
“Para terlapor datang dan langsung membawa paksa korban lalu pelapor mendapat telepon dari korban yang menerangkan bahwa korban menerima penganiayaan dan hingga saat ini korban tidak dapat dihubungi dan tidak kunjung pulang,” tulis keterangan dalam surat tanda penerimaan laporan yang dilaporkan oleh Said Sulaiman.
Pelaku mengirim video penyiksaan ke keluarga untuk meminta uang tebusan.
Akun Instagram @rakan_aceh turut mengunggah video lainnya diduga pelaku mengirimkan video penyiksaan kepada keluarga Imam. Sembari menangis, korban tak henti-hentinya meminta keluarganya mengirimkan uang supaya dia tidak lagi disiksa.
Video penyiksaan tersebut dijadikan pelaku untuk melalukan pemerasan terhadap keluarga. Hal tersebut diungkapkan Said Sulaiman yang merupakan sepupu dari korban.
Kata Said, setelah diculik dari toko yang dijaga korban di Jalan Sandratek, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan pada Sabtu, 12 Agustus 2023, korban kemudian menghubungi dirinya.
"Jam 8 (malam) dia (korban) itu telepon, katanya udah dianiaya saya udah di pukul dia minta tebusan minta duit 50 juta. Saya bilang lah kalau segitu gak ada duit. Dia juga bilang ke saya sedikit lagi mau mati," kata Said, Minggu 27 Agustus 2023.
Atas ancaman tersebut, kata Said, dirinya kemudian berupaya mencarikan uang untuk menebus saudaranya itu. Namun rupanya bukan hanya dirinya yang dihubungi korban.
"Ya udah saya telepon orang lain untuk pinjam, habis itu dia gak telepon lagi. Rupanya dia udah telepon ke kampung ke ibu sama adiknya," ujarnya.
Bahkan, kata Said, saat itu pelaku tega mengirimkan video penganiayaan terhadap korban kepada pihak keluarga.
"Sampailah ke adeknya dikirim vidio yang ada bekas di punggung di kirim melalui hp korban. Minta dikirim uang ini si pelaku," ujarnya.
Saat itu, kata Said, pihak keluarga korban juga sudah berupaya mencari pinjaman uang demi keselamatan Imam.
"Jadi orang tua juga udah cari uang di kampung tapi gak ada kan, itu banyak uang," ujarnya.
Ibu dari Imam Masykur, lanjut Said, juga sempat menelepon korban. Namun saat itu pelaku penculikan dan pembunuhanlah yang mengangkat.
"Sehabis itu jam 10 itu ibunya yang langsung telepon ke nomor anaknya yang angkat ini pelaku," ujarnya.
Menurut Said saat itu ibu korban mendapat ancaman serius dari pelaku.
"Ibu kalau misalnya sayang sama anaknya kirim uang 50 juta kalau engga anak ibu ku bunuh buang ke sungai. Ibunya ini usahain nyari duit sambil mohon jangan dipukul anaknya. Dimatiin lah teleponnya selepas itu gak ada kabar lagi sampai berapa hari," ujarnya.
Saat ini Imam telah di kebumikan di kampung halamannya di Dusun Arafah, Kelurahan Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.
Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Mayor Jenderal TNI Rafael Granada Baay mengungkapkan satu orang anggotanya tengah menjalani penyelidikan oleh Polisi Militer Kodam Jayakarta (Pomdam Jaya) atas dugaan keterlibatan penganiayaan terhadap seorang pemuda Aceh di Jakarta.
"Terkait kejadian penganiayaan, saat ini pihak berwenang yaitu Pomdam Jaya sedang melaksanakan penyelidikan terhadap dugaan adanya keterlibatan anggota Paspampres dalam tindak pidana penganiayaan," kata Rafael, 27 Agustus 2023.
Menurut Rafael, terduga pelaku penganiayaan saat ini sudah ditahan di Pomdam Jaya untuk diambil keterangan dan kepentingan penyelidikan.
Kata Said, setelah diculik dari toko yang dijaga korban di Jalan Sandratek, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan pada Sabtu, 12 Agustus 2023, korban kemudian menghubungi dirinya.
"Jam 8 (malam) dia (korban) itu telepon, katanya udah dianiaya saya udah di pukul dia minta tebusan minta duit 50 juta. Saya bilang lah kalau segitu gak ada duit. Dia juga bilang ke saya sedikit lagi mau mati," kata Said, Minggu 27 Agustus 2023.
Atas ancaman tersebut, kata Said, dirinya kemudian berupaya mencarikan uang untuk menebus saudaranya itu. Namun rupanya bukan hanya dirinya yang dihubungi korban.
"Ya udah saya telepon orang lain untuk pinjam, habis itu dia gak telepon lagi. Rupanya dia udah telepon ke kampung ke ibu sama adiknya," ujarnya.
Bahkan, kata Said, saat itu pelaku tega mengirimkan video penganiayaan terhadap korban kepada pihak keluarga.
"Sampailah ke adeknya dikirim vidio yang ada bekas di punggung di kirim melalui hp korban. Minta dikirim uang ini si pelaku," ujarnya.
Saat itu, kata Said, pihak keluarga korban juga sudah berupaya mencari pinjaman uang demi keselamatan Imam.
"Jadi orang tua juga udah cari uang di kampung tapi gak ada kan, itu banyak uang," ujarnya.
Ibu dari Imam Masykur, lanjut Said, juga sempat menelepon korban. Namun saat itu pelaku penculikan dan pembunuhanlah yang mengangkat.
"Sehabis itu jam 10 itu ibunya yang langsung telepon ke nomor anaknya yang angkat ini pelaku," ujarnya.
Menurut Said saat itu ibu korban mendapat ancaman serius dari pelaku.
"Ibu kalau misalnya sayang sama anaknya kirim uang 50 juta kalau engga anak ibu ku bunuh buang ke sungai. Ibunya ini usahain nyari duit sambil mohon jangan dipukul anaknya. Dimatiin lah teleponnya selepas itu gak ada kabar lagi sampai berapa hari," ujarnya.
Saat ini Imam telah di kebumikan di kampung halamannya di Dusun Arafah, Kelurahan Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.
Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Mayor Jenderal TNI Rafael Granada Baay mengungkapkan satu orang anggotanya tengah menjalani penyelidikan oleh Polisi Militer Kodam Jayakarta (Pomdam Jaya) atas dugaan keterlibatan penganiayaan terhadap seorang pemuda Aceh di Jakarta.
"Terkait kejadian penganiayaan, saat ini pihak berwenang yaitu Pomdam Jaya sedang melaksanakan penyelidikan terhadap dugaan adanya keterlibatan anggota Paspampres dalam tindak pidana penganiayaan," kata Rafael, 27 Agustus 2023.
Menurut Rafael, terduga pelaku penganiayaan saat ini sudah ditahan di Pomdam Jaya untuk diambil keterangan dan kepentingan penyelidikan.
Fauziah, ibu kandung korban mengatakan “Apa salah anak saya Pak Jokowi, sampai dibunuh oleh pengawal bapak?” kata Fauziah dalam bahasa Aceh, “Kami minta keadilan dari presiden,” ucapnya (27/8/2023)

- Setelah Anggota Paspampres Aniaya Pemuda Aceh Hingga Tewas, Jenazahnya Dibuang di Sungai
- Motif Sadis Anggota Paspampres Culik dan Bunuh Pemuda Aceh