Kemampuan China untuk bergerak cepat dalam penjualan senjata militer merugikan Amerika Serikat dan dapat berdampak lebih mengerikan pada tahun-tahun mendatang.
Pejabat tinggi militer AS mengungkapkan hal itu kepada Kongres.
Penilaian terang-terangan dari komandan Komando Pusat AS, yang mengawasi pasukan AS di Timur Tengah dan Asia Selatan, dan dari komandan Komando AS di Afrika itu disampaikan ketika makin banyak pejabat pertahanan menyuarakan keprihatinan tentang pesatnya modernisasi militer China. Hal itu menjadikan China sebagai “tantangan yang mengkhawatirkan” bagi Pentagon.
“Ini adalah perlombaan untuk berintegrasi sebelum China dapat menembus,” kata Jenderal Komando Pusat Michael Kurilla kepada anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat pada Kamis (16/3).
Dia merujuk pada penjualan militer China ke wilayah tersebut yang meningkat 80 persen selama 10 tahun terakhir.
“Apa yang dilakukan China adalah mereka datang dan mereka membuka seluruh katalog mereka. China melakukan pengiriman dengan cepat. China tidak membuat perjanjian tentang pengguna akhir. Dan China memberikan pembiayaannya,” kata Kurilla.
“Mereka jauh lebih cepat," imbuh Kurilla.
Komandan Komando AS di Afrika Jenderal Michael Langley berbagi cerita serupa tentang mitra-mitra AS di benua Afrika.
“Bahkan dengan inisiatif kerja sama keamanan kami yang signifikan, proses itu tidak lebih cepat,” kata Langley.
“Rasa urgensi, terutama di Afrika Barat, di seluruh kawasan Sahel sampai Ghana, Pantai Gading, Benin, dan Togo, mereka membutuhkan peralatan. Mereka membutuhkan senjata sekarang,” katanya kepada para anggota Senat.
“Jadi, mereka membuat pilihan, dan mereka membuat pilihan yang salah dengan datang kepada RRC atau Rusia untuk, terutama, minta bantuan yang mematikan.”
Kekhawatiran tentang penjualan senjata China bukanlah hal baru dan terus ada meskipun Washington secara keseluruhan mendominasi ekspor senjata.
- Alasan Kenapa Kapal Selam Nuklir AUKUS-Australia Menuai Pro dan Kontra
- China Sedang Memaksakan Diri Bersiap Perang yang Mereka Tidak Inginkan