Sebuah rekaman menunjukkan suku pedalaman Hongana Manyawa di Halmahera, Maluku Utara, sedang menghalangi buldoser tambang nikel. Mereka tampak marah, dengan senjata tombak dan parang mencoba mencegah alat berat tersebut menyeberangi sungai memasuki hutan tempat tinggal mereka.
Video ini dibagikan oleh organisasi Survival International dan media internasional The Independent. Ramai diperbincangkan memberikan gambaran tentang apa yang aktivis sebut sebagai 'genosida' terhadap masyarakat adat pedalaman.
⚠️ SHOCKING: Uncontacted Hongana Manyawa Indigenous people on video, as bulldozers destroy their forest in Indonesia.
— Survival International (@Survival) October 30, 2023
Nickel mined from their land will end up in electric car batteries.
Unless it's stopped, they'll be destroyed.https://t.co/n9tPjPdgXL#UncontactedTribes pic.twitter.com/zVQPTie20b
Indonesia adalah pemilik cadangan nikel terbesar di dunia. United States Geological Survey (USGS) menyebut produksi nikel Indonesia mencapai 1,6 juta metrik pada tahun 2022, separuh dari total produksi nikel dunia yang mencapai 3,3 juta metrik.
Dengan kebutuhan nikel yang terus meningkat, banyak investor dunia yang mengincar kekayaan bijih nikel Indonesia.
Namun, sebagian masyarakat adat dan aktivis lingkungan terus menyuarakan penolakan mereka terhadap ekspansi besar-besaran nikel, dengan alasan kerusakan lingkungan dan penghancuran kehidupan masyarakat adat.
Bagaimana dampak pertambangan nikel di Halmahera Tengah dan Halmahera Timur terhadap kondisi lingkungan dan sosial? Simak videonya
Masyarakat di lima desa di Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara, kesulitan mendapatkan air bersih sejak sumber mata air tercemar lumpur yang bersumber dari kegiatan penambangan nikel. Kegiatan menncari nafkah pun terancam. Lihat videonya
- Lingkungannya Tercemar Tambang Nikel, Derita Warga Wawonii Sulawesi Tenggara
- Faktanya Hilirisasi Nikel Cenderung Merugikan Ketimbang Menguntungkan
- Faisal Basri Mengatakan Kebijakan Nikel Pemerintahan Jokowi Cuma Menguntungkan China
dw