Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan “mimpi buruk di Gaza” bukan hanya krisis kemanusiaan semata, tetapi “krisis umat manusia.”
Antonio Guterres pada hari Senin (6/11) mendesak gencatan senjata kemanusiaan untuk Gaza, yang menurutnya telah menjadi "kuburan" bagi ratusan anak-anak Palestina setiap harinya. "Jalan ke depan sudah jelas," katanya kepada para wartawan di PBB. "Gencatan senjata kemanusiaan. Sekarang."
Guterres mengatakan semua pihak juga harus menghormati kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional, dan bahwa tidak ada pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata yang berada di atasnya. "Ini berarti pembebasan tanpa syarat bagi para sandera di Gaza – sekarang juga," katanya mengenai 240 laki-laki, perempuan dan anak-anak yang diculik Hamas dalam serangan teror tanggal 7 Oktober lalu di Israel. "Saya tidak akan pernah mengalah dalam mengupayakan pembebasan mereka dengan segera," tambahnya.
Lebih jauh Guterres mengatakan menghormati hukum humaniter internasional juga berarti melindungi warga sipil – termasuk tidak menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia – baik yang berada di rumah sakit, fasilitas PBB, tempat penampungan, maupun di sekolah-sekolah di Gaza, serta meningkatkan bantuan dan bahan bakar ke wilayah yang terkepung tersebut. "Tak satu pun dari seruan ini yang boleh bergantung pada yang lain," katanya.
Guterres mengatakan “mimpi buruk di Gaza” bukan hanya krisis kemanusiaan semata, tetapi “krisis umat manusia,” dan bahwa pihak-pihak yang berkonflik dan masyarakat internasional memiliki tanggung jawab fundamental untuk menghentikan penderitaan ini.
Guterres mengatakan semua pihak juga harus menghormati kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional, dan bahwa tidak ada pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata yang berada di atasnya. "Ini berarti pembebasan tanpa syarat bagi para sandera di Gaza – sekarang juga," katanya mengenai 240 laki-laki, perempuan dan anak-anak yang diculik Hamas dalam serangan teror tanggal 7 Oktober lalu di Israel. "Saya tidak akan pernah mengalah dalam mengupayakan pembebasan mereka dengan segera," tambahnya.
Lebih jauh Guterres mengatakan menghormati hukum humaniter internasional juga berarti melindungi warga sipil – termasuk tidak menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia – baik yang berada di rumah sakit, fasilitas PBB, tempat penampungan, maupun di sekolah-sekolah di Gaza, serta meningkatkan bantuan dan bahan bakar ke wilayah yang terkepung tersebut. "Tak satu pun dari seruan ini yang boleh bergantung pada yang lain," katanya.
Guterres mengatakan “mimpi buruk di Gaza” bukan hanya krisis kemanusiaan semata, tetapi “krisis umat manusia,” dan bahwa pihak-pihak yang berkonflik dan masyarakat internasional memiliki tanggung jawab fundamental untuk menghentikan penderitaan ini.
Inilah video yg saya ceritakan dalam orasi saya di Aksi Bela Palestina tadi pagi. Seorang anak perempuan ditarik dari reruntuhan di Gaza, atap dan dinding rumahnya runtuh dan hancur bukan karena gempa tapi dihantam bom dari Israel.
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) November 5, 2023
Setengah tak sadar dan mengira dirinya sudah… pic.twitter.com/ZBP4MH2mac
voa, zid