Ambivert, Perpaduan Introvert dan Ekstrovert, Ini Cirinya

Jika Memiliki Ciri-ciri Ini Berarti Anda Ambivert, Perpaduan Introvert dan Ekstrovert

Pribadi ‘terbuka’ kita kenal sebagai ekstrovert, dan yang cenderung ‘tertutup’ sebagai introvert. Namun, bagaimana jika Anda merasa tidak identik dengan keduanya? Itu artinya Anda seorang ambivert. Apa itu ambivert? Ini ciri-cirinya:


Ambivert adalah jenis kepribadian berdasarkan teori kepribadian yang dipopulerkan oleh Carl G. Jung dalam bukunya yang berjudul Psychological Types. Jung, seorang psikolog asal Swiss membagi jenis kepribadian menjadi 3 (tiga), yaitu ekstrovert, introvert, dan ambivert.

Secara garis besar, ambivert adalah jenis kepribadian yang merupakan kombinasi dari kepribadian ekstrovert dan introvert. Seorang ambivert ada kalanya bersikap seperti si ekstrovert yang terkesan ceria dan senang dengan keramaian, namun tak jarang ia nyaman saat sendiri jauh dari hiruk-pikuk.


Ciri-Ciri Ambivert


Psikolog dari Wharton School of the University of Pennsylvania, AS, Adam Grant, mengungkapkan bahwasanya sekitar dua per tiga manusia yang ada di muka bumi memiliki kepribadian yang tidak bisa dikatakan ekstrovert maupun introvert. Orang-orang ini punya sikap keduanya, yang lantas disebut sebagai tipe kepribadian ambivert.

Apa saja ciri-ciri ambivert? Berikut ini informasinya (Siapa tahu Anda salah satunya).

1. Senang Bersosialisasi, Namun Kadang Ingin Sendiri

Orang dengan kepribadian ambivert punya sisi ekstrovert, yakni senang bersosialisasi. Mereka cendrung pribadi yang ramah dan cukup terbuka dengan orang lain.

Namun, tak selamanya mereka yang memiliki pribadi ambivert senang dengan aktivitas bersosialisasi tersebut. Ada kalanya sisi introvert mendominasi sikap dari seorang ambivert, yaitu membutuhkan waktu untuk menyendiri dan tenggelam di dalam dunianya sendiri.

2. Suka Keramaian, Tapi Cenderung Pasif

Kombinasi ekstrovert-introvert di dalam diri seorang ambivert bisa terlihat saat mereka berada di keramaian. Ambivert adalah pribadi yang benci keramaian, sebagaimana halnya introvert. Sama seperti ekstrovert, ambivert cenderung menikmati ketika sedang berada di keramaian.

Namun, tak seperti ekstrovert yang aktif bersosialisasi dengan orang lain, mereka yang ambivert cenderung pasif layaknya orang introvert. Alih-alih mengajak bicara orang di sekitar, si ambivert biasanya hanya mengamati orang-orang tersebut.

3. Pembicara sekaligus Pendengar yang Baik

Seseorang yang senang berbicara bisa dikatakan sebagai ekstrovert, kontradiktif dengan introvert yang cenderung pendiam.

Mereka yang memiliki kepribadian ambivert, sekali lagi, punya kedua-duanya. Sebagai tipe kepribadian ekstrovert-introvert, si ambivert ini bisa menyesuaikan dengan siapa mereka berbicara. Saat berbicara dengan orang ekstrovert, ambivert akan menjadi seorang pendengar yang baik, pun ketika berbicara dengan si introvert, ambivert tiba-tiba menjadi pribadi yang ‘ramai’.

4. Bisa Bekerja Dengan Baik, Sendiri Maupun Berkelompok

Kepribadian ambivert adalah kepribadian yang fleksibel, karena ia bisa menjalankan peran sebagai ekstrovert maupun introvert.

Fleksibilitas ambivert dalam kehidupan ini termasuk untuk urusan pekerjaan. Ketika bekerja secara individu, orang ambivert akan didominasi oleh sisi introvert-nya, yakni penuh perhitungan dan perfeksionis terhadap tugas yang dikerjakan.

Sementara ketika si ambivert ini dihadapkan pada pekerjaan yang banyak membutuhkan diskusi dan kerjasama tim, maka sisi ekstrovert-nya yang ‘bermain’, yaitu aktif dalam berkomunikasi dengan tim dan mengeluarkan pendapatnya.

5. Mudah Beradaptasi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ambivert adalah pribadi yang fleksibel. Hal ini memberikan keuntungan bagi mereka yang dianugerahi kepribadian ini, yaitu jadi mudah beradaptasi dengan lingkungan sosial apapun. Mau diajak ‘ramai’ oleh para ekstrovert bisa, pun demikian ketika harus berada di tengah-tengah para introvert yang cenderung pendiam dan pemalu, ambivert dapat jadi ‘ice breaker’ yang menyenangkan.

6. Sulit Diprediksi

Kendati demikian, harus diakui bahwa kepribadian ambivert adalah seseorang yang moody. Adanya 2 (dua) sisi kepribadian di dalam diri seorang ambivert membuat mereka kerap berubah-ubah suasana hatinya.

Jangan heran ketika teman Anda (atau mungkin Anda sendiri) yang biasanya ceria dan banyak bicara, tiba-tiba menjadi pendiam dan meminta Anda untuk tidak mengganggunya terlebih dahulu. Ini adalah salah satu ciri-ciri ambivert yang bisa dikenali.

7. Plin-Plan

Si ambivert menyukai aktivitas dari seorang ekstrovert, pun demikian dengan cara menyenangkan diri ala introvert. Hal ini kadang membawa dampak negatif bagi seorang ambivert, terutama saat pengambilan keputusan.

Sebagai contoh, Anda mengajak teman Anda yang notabene seorang ambivert. Alih-alih langsung mengiyakan atau menolak ajakan Anda, ia cenderung ‘galau’ dalam menentukan apakah akan ikut pergi jalan-jalan bersama Anda atau tidak.

Pada satu sisi, tawaran Anda dirasa menarik olehnya. Namun di sisi lainnya, ia juga ingin berdiam diri di rumah melakukan kegiatan-kegiatan seperti menonton film atau membaca buku.

Sedikit menjengkelkan, bukan? Namun memang seperti itulah ambivert.

8. Bisa Diajak Berbicara Ringan Maupun Berat

Teman Anda sedang membahas topik-topik ringan seperti film baru, konser musik yang akan datang, hingga kejadian yang sedang viral? Maka Anda yang ambivert ini akan dengan senang hati meladeni obrolan tersebut.

Namun ketika dihadapkan pada obrolan dengan topik yang lebih serius, seperti politik atau bahasan bersifat filosofis sekalipun, Anda juga bisa jadi rekan bicara yang mengasyikan, bahkan sangat mengasyikan semenjak orang ambivert memang lebih senang terhadap topik obrolan yang bisa dikatakan ‘berat’.

9. Mudah Percaya, Mudah Tidak

Tergantung siapa orangnya, mereka dengan kepribadian ambivert bisa saja langsung memercayai orang tersebut, namun ada kalanya butuh waktu sedikit lebih lama bagi mereka untuk bisa memercayai orang lain secara utuh.

Entah mengapa, orang ambivert seperti mempunyai penerawangan tersendiri yang membantu mereka dalam memberikan rasa kepercayaan tersebut. Anda setuju?

10. Tidak Ingin Berkenalan dengan Orang Baru di Tempat Baru

Walaupun orang ambivert cenderung mudah untuk bersosialisasi, bahkan dengan orang lain yang baru dikenal sekalipun, akan tetapi proses pengenalan itu harus berlangsung di tempat yang sudah tidak asing lagi bagi mereka.
Keuntungan Menjadi Seorang Ambivert

Menjadi seorang ambivert memiliki sejumlah keuntungan terkait dengan perjalanan hidupnya serta bagaimana ia berada di tengah-tengah masyarakat. Secara garis besar, keuntungan menjadi ambivert di antaranya:

Mudah beradaptasi

Baik itu berada di lingkungan ekstrovert yang ramai dan ceria, maupun di tengah-tengah para introvert yang terkesan ‘sunyi’, hal itu bukanlah menjadi masalah bagi ambivert. Baginya, semua tipe kepribadian adalah sama.

Emosi Stabil

Orang ekstrovert cenderung tidak mudah ter-afeksi oleh stimulant yang diterimanya dari luar, berbanding terbalik dengan introvert yang dikenal sebagai pribadi yang sensitif.

Ambivert yang berada di tengah-tengah keduanya cenderung lebih stabil secara emosional. Mereka tidak terlalu ‘cuek’, pun tidak terlalu ‘sensitif’.

Intuitif

Daniel K. Pink, seorang jurnalis pernah mengatakan bahwa mereka dengan kepribadian ambivert tahu kapan saatnya berbicara, dan kapan saatnya diam. Intuisi mereka dalam bersikap lebih baik ketimbang mereka yang memiliki kepribadian ekstrovert maupun introvert.
Apakah ciri-ciri di atas menggambarkan diri Anda?
 
 
 
 
ZIDWORLD © 2024 Designed By JoomShaper

Please publish modules in offcanvas position.

{{ message }}